Amanat dari cerita tersebut adalah?
- Jangan memakai perhiasan berlebihan saat menghadiri undangan!
- Jangan menuduh kepada orang yang terdekat!
- Kejujuran harus diterapkan di mana pun kita berada!
- Menghadiri undangan adalah kewajiban
- Semua jawaban benar
Jawaban yang benar adalah: A. Jangan memakai perhiasan berlebihan saat menghadiri undangan!.
Dilansir dari Ensiklopedia, amanat dari cerita tersebut adalah Jangan memakai perhiasan berlebihan saat menghadiri undangan!.
Pembahasan dan Penjelasan
Menurut saya jawaban A. Jangan memakai perhiasan berlebihan saat menghadiri undangan! adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.
Menurut saya jawaban B. Jangan menuduh kepada orang yang terdekat! adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.
Menurut saya jawaban C. Kejujuran harus diterapkan di mana pun kita berada! adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.
Menurut saya jawaban D. Menghadiri undangan adalah kewajiban adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan.
Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain.
Kesimpulan
Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah A. Jangan memakai perhiasan berlebihan saat menghadiri undangan!.
Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
Artikel Terkait Lainnya :
- Wewenang untuk melakukan perubahan terhadap UUD 1945 dipegang oleh MPR dimuat pada?
- Dibawah ini merupakan unsur-unsur perlindungan hukum, kecuali?
- Yang bukan merupakan pembagian kekuasaan menurut Montesquieu, yaitu?
- Kadang Pandhawa Kacarita kang jumeneng nata ing Negara Astina rikala semana jejuluk Prabu Abiyasa. Prabu Abiyasa kagungan putra cacahe telu. Sing mbarep asmane Raden Destarastra, sing nomer loro asmane Raden Pandhu, dene sing wuragil asmane Raden Yamawidura. Emane putra tetulung mau padha nandhang cacad. Raden Destarastra darbe cacat netrane wuta. Raden pandu cacad gulune tengeng, dene Raden Yamawidura duwe cacat sikile gejig. Bareng putra-putrane Prabu Abiyasa wis katon dewasa, panjenengane banjur lengser keprabon madeg pandhita ing Gunung Retawu kanthi asma Begawan Abiyasa. Nalikane Prabu Abiyasa arep madeg pandhita, kalenggahan keprabon ing Negara Astina dipasrahake marang putra kang nomer loro yaiku Raden Pandhu. Raden Pandhu gumanti jumeneng nata ing Astina kanthi jejuluk Prabu Pandhu Dewanata. Dene ingkang rama. Begawan Abiyasa madhep ing Pertapan Saptaarga Wukir Retawu. Sadurunge kawisuda jumeneng nata, Raden Pandhu dhaup karo Dewi Kunti Nalibrata, putrane nata ing Mandura yaiku Prabu Kuntiboja. Saliyane nggarwa Dewi Kunthi, Prabu Pandhu Dewanata uga mundhut garwa Dewi Madrim putrane Prabu Mandrapati ing Negara Mandaraka. Prabu Pandhu Dewanata karo Dewi Kunti kagungan putra cacahe telu yaiku Raden Yudhistira, Raden Bratasena, Raden Arjuna. Dene karo Dewi Madrim peputra loro kembar yaiku Raden Nakula lan Raden Sadewa. Emane Prabu Pandhu Dewanata ora suwe anggone ngasta jumeneng nata ing Astina. Panjenengane seda, semono uga garwane Dewi Madrim uga seda. Kamangka nalika kuwi para putra cacah lima kang diarani Pandhawa iku isih cilik-cilik semono uga Raden Nakula lan Raden Sadewa. Para kadang Pandhawa mau banjur digulawenthah dhewe dening Dewi Kunthi. Prabu Abiyasa jumeneng nata ing?
- Perintah show ip nat translations digunakan untuk?
- Pola layout yang bersifat seperti ‘menggiring’ pelanggan untuk melihat berbagai produk adalah?
- Berikut cara hidup rukun terhadap teman yang berbeda agama adalah?
- Presentasi yang efektif memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini, kecuali?
- Perundingan antara Indonesia dengan Belanda yang terjadi pada tanggal 15 November 1946 – 25 Maret 1947 dinamakan perjanjian?
- Gambar Yang ditunjukkan NO.1 adalah?