Tetapi tiba-tiba ia mengangkat kepala dan menatapku, “Mengapa?” ia bertanya “Anda menolak kunjungan saya?” Aku menjawab bahwa aku tidak percaya kepada Tuhan. Ia ingin tahu apakah aku yakin benar akan hal itu. Dan aku berkata bahwa aku merasa tidak perlu mempertanyakannya: kurasa itu soal yang sama tidak penting. Ia lalu melemparkan tubuhnya ke belakang pada dinding, tangannya telungkup di paha. Dengan sikap yang seakan-akan hampir tidak berbicara kepadaku, ia mengatakan bahwa kadang-kadang orang merasa yakin, tetapi pada kenyataannya tidak. Aku tidak mengatakan apa-apa. Ia memandangku dan bertanya, “Bagaimana pendapat Anda mengenai hal itu?” Aku menjawab bahwa hal itu mungkin. Bagaimanapun juga, mungkin aku tidak merasa yakin mengenai hal yang sungguh-sungguh diminati, tetapi aku benar-benar merasa pasti akan hal yang tidak diminati. Dan justru yang dibicarakannya, tidak menarik perhatianku. Ia memalingkan pandangannya, tetap tanpa mengubah duduknya, bertanya kepadaku apakah aku berkata demikian karena aku merasa sangat putus asa. Aku menerangkan bahwa aku tidak berputus asa. Aku hanya merasa takut, itu wajar. “Kalau begitu, Tuhan akan membantu Anda.” Ia menerangkan, “Semua orang yang saya kenal yang berada dalam keadaan seperti Anda berpaling kepada-Nya.” Aku mengakui bahwa itu hak mereka. Itu juga membuktikan bahwa mereka mempunyai waktu. Sedangkan aku, aku tidak mau dibantu dan justru aku tidak mempunyai banyak waktu untuk tertarik pada yang tidak menarik hatiku (Orang Asing: 117-118). Interpretasi yang sesuai terhadap kutipan novel Orang Asing karya Albert Camus adalah?

Tetapi tiba-tiba ia mengangkat kepala dan menatapku, “Mengapa?” ia bertanya “Anda menolak kunjungan saya?” Aku menjawab bahwa aku tidak percaya kepada Tuhan. Ia ingin tahu apakah aku yakin benar akan hal itu. Dan aku berkata bahwa aku merasa tidak perlu mempertanyakannya: kurasa itu soal yang sama tidak penting. Ia lalu melemparkan tubuhnya ke belakang pada dinding, tangannya telungkup di paha. Dengan sikap yang seakan-akan hampir tidak berbicara kepadaku, ia mengatakan bahwa kadang-kadang orang merasa yakin, tetapi pada kenyataannya tidak. Aku tidak mengatakan apa-apa. Ia memandangku dan bertanya, “Bagaimana pendapat Anda mengenai hal itu?” Aku menjawab bahwa hal itu mungkin. Bagaimanapun juga, mungkin aku tidak merasa yakin mengenai hal yang sungguh-sungguh diminati, tetapi aku benar-benar merasa pasti akan hal yang tidak diminati. Dan justru yang dibicarakannya, tidak menarik perhatianku. Ia memalingkan pandangannya, tetap tanpa mengubah duduknya, bertanya kepadaku apakah aku berkata demikian karena aku merasa sangat putus asa. Aku menerangkan bahwa aku tidak berputus asa. Aku hanya merasa takut, itu wajar. “Kalau begitu, Tuhan akan membantu Anda.” Ia menerangkan, “Semua orang yang saya kenal yang berada dalam keadaan seperti Anda berpaling kepada-Nya.” Aku mengakui bahwa itu hak mereka. Itu juga membuktikan bahwa mereka mempunyai waktu. Sedangkan aku, aku tidak mau dibantu dan justru aku tidak mempunyai banyak waktu untuk tertarik pada yang tidak menarik hatiku (Orang Asing: 117-118). Interpretasi yang sesuai terhadap kutipan novel Orang Asing karya Albert Camus adalah?

  1. Albert Camus adalah tokoh eksistensialisme, tapi Camus tak pernah berkata bahwa “neraka adalah orang lain” seperti Jean-Paul Sartre. Camus bukanlah seorang filsuf yang gagasannya cenderung ketat dan bersistem. Kerangka pikirannya tentang “absurditas” yang menjadi paradigma Camus yang (banyak) dikatakan sebagai sebuah filsafat adalah bagian dari suatu mazhab sastra yang berkembang selepas Perang Dunia II.
  2. Albert Camus mungkin hanya salah satu dari sejumlah pengarang kaliber dunia yang namanya sering disebut-sebut, tetapi tidak terlalu dikenal. Mungkin lebih jauh dan lebih samar-samar dari pada Shakespeare, Hemingway, atau Franz Kafka. Namun, Albert Camus selalu mempunyai daya tariknya tersendiri bagi dunia kesusastraan.
  3. Terbitnya novel pendek yang berjudul Orang asing (1942), serta kumpulan esainya Mite Sisifus— sebuah esei filosofis—Albert Camus tampil secara lebih utuh dalam kesusastraan dunia, dalam kerangka pemikirannya tentang absurd. Gagasannya tersebut, serta gaya kepenulisannya yang berbeda dari khalayak kesusastraan Prancis saat itu, mendapatkan reaksi yang cukup besar dari beberapa penulis terkemuka seperti Jean-Paul Sartre, Roland Barthes, dan Pierre Georgs Castex.
  4. Sepakat bahwa dalam bagian akhir (Resolusi) dari kutipan di atas, bahwa jelas menunjukan gagasan Camus tentang absurditas, mengapa? Kerena dalam resolusi tersebut Camus tidak memberikan titik terang atau jawaban atas konflik yang dibangunnnya. Sedangkan, biasanya dalam resolusi, para penulis umumnya—terutama penulis aliran naturalis dan romantis—selalu memberikan pemecahan masalah dari semua peristiwa yang terjadi.
  5. Yang apabila kita telesuri dalam pengertian tersebut, bahwa perkembangan aliran “absurd” masih satu kutub dengan aliran eksistensialisme, yang telah memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan sebelum Perang Dunia I. Tokoh eksistensialis yang juga menjadi peletak dasar eksistensialisme, Kierkegaard telah menulis karya-karyanya sebelum Perang Dunia I. Para eksponennya, seperti Heidegger, Karl Jaspers, dan Sartre telah menulis juga sebelum Perang Dunia II.

Jawaban yang benar adalah: D. Sepakat bahwa dalam bagian akhir (Resolusi) dari kutipan di atas, bahwa jelas menunjukan gagasan Camus tentang absurditas, mengapa? Kerena dalam resolusi tersebut Camus tidak memberikan titik terang atau jawaban atas konflik yang dibangunnnya. Sedangkan, biasanya dalam resolusi, para penulis umumnya—terutama penulis aliran naturalis dan romantis—selalu memberikan pemecahan masalah dari semua peristiwa yang terjadi..

Dilansir dari Ensiklopedia, tetapi tiba-tiba ia mengangkat kepala dan menatapku, “mengapa” ia bertanya “anda menolak kunjungan saya” aku menjawab bahwa aku tidak percaya kepada tuhan. ia ingin tahu apakah aku yakin benar akan hal itu. dan aku berkata bahwa aku merasa tidak perlu mempertanyakannya: kurasa itu soal yang sama tidak penting. ia lalu melemparkan tubuhnya ke belakang pada dinding, tangannya telungkup di paha. dengan sikap yang seakan-akan hampir tidak berbicara kepadaku, ia mengatakan bahwa kadang-kadang orang merasa yakin, tetapi pada kenyataannya tidak. aku tidak mengatakan apa-apa. ia memandangku dan bertanya, “bagaimana pendapat anda mengenai hal itu” aku menjawab bahwa hal itu mungkin. bagaimanapun juga, mungkin aku tidak merasa yakin mengenai hal yang sungguh-sungguh diminati, tetapi aku benar-benar merasa pasti akan hal yang tidak diminati. dan justru yang dibicarakannya, tidak menarik perhatianku. ia memalingkan pandangannya, tetap tanpa mengubah duduknya, bertanya kepadaku apakah aku berkata demikian karena aku merasa sangat putus asa. aku menerangkan bahwa aku tidak berputus asa. aku hanya merasa takut, itu wajar. “kalau begitu, tuhan akan membantu anda.” ia menerangkan, “semua orang yang saya kenal yang berada dalam keadaan seperti anda berpaling kepada-nya.” aku mengakui bahwa itu hak mereka. itu juga membuktikan bahwa mereka mempunyai waktu. sedangkan aku, aku tidak mau dibantu dan justru aku tidak mempunyai banyak waktu untuk tertarik pada yang tidak menarik hatiku (orang asing: 117-118). interpretasi yang sesuai terhadap kutipan novel orang asing karya albert camus adalah Sepakat bahwa dalam bagian akhir (Resolusi) dari kutipan di atas, bahwa jelas menunjukan gagasan Camus tentang absurditas, mengapa? Kerena dalam resolusi tersebut Camus tidak memberikan titik terang atau jawaban atas konflik yang dibangunnnya. Sedangkan, biasanya dalam resolusi, para penulis umumnya—terutama penulis aliran naturalis dan romantis—selalu memberikan pemecahan masalah dari semua peristiwa yang terjadi..

Pembahasan dan Penjelasan

Menurut saya jawaban A. Albert Camus adalah tokoh eksistensialisme, tapi Camus tak pernah berkata bahwa “neraka adalah orang lain” seperti Jean-Paul Sartre. Camus bukanlah seorang filsuf yang gagasannya cenderung ketat dan bersistem. Kerangka pikirannya tentang “absurditas” yang menjadi paradigma Camus yang (banyak) dikatakan sebagai sebuah filsafat adalah bagian dari suatu mazhab sastra yang berkembang selepas Perang Dunia II. adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.

Menurut saya jawaban B. Albert Camus mungkin hanya salah satu dari sejumlah pengarang kaliber dunia yang namanya sering disebut-sebut, tetapi tidak terlalu dikenal. Mungkin lebih jauh dan lebih samar-samar dari pada Shakespeare, Hemingway, atau Franz Kafka. Namun, Albert Camus selalu mempunyai daya tariknya tersendiri bagi dunia kesusastraan. adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.

Menurut saya jawaban C. Terbitnya novel pendek yang berjudul Orang asing (1942), serta kumpulan esainya Mite Sisifus— sebuah esei filosofis—Albert Camus tampil secara lebih utuh dalam kesusastraan dunia, dalam kerangka pemikirannya tentang absurd. Gagasannya tersebut, serta gaya kepenulisannya yang berbeda dari khalayak kesusastraan Prancis saat itu, mendapatkan reaksi yang cukup besar dari beberapa penulis terkemuka seperti Jean-Paul Sartre, Roland Barthes, dan Pierre Georgs Castex. adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan.

Menurut saya jawaban D. Sepakat bahwa dalam bagian akhir (Resolusi) dari kutipan di atas, bahwa jelas menunjukan gagasan Camus tentang absurditas, mengapa? Kerena dalam resolusi tersebut Camus tidak memberikan titik terang atau jawaban atas konflik yang dibangunnnya. Sedangkan, biasanya dalam resolusi, para penulis umumnya—terutama penulis aliran naturalis dan romantis—selalu memberikan pemecahan masalah dari semua peristiwa yang terjadi. adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.

Menurut saya jawaban E. Yang apabila kita telesuri dalam pengertian tersebut, bahwa perkembangan aliran “absurd” masih satu kutub dengan aliran eksistensialisme, yang telah memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan sebelum Perang Dunia I. Tokoh eksistensialis yang juga menjadi peletak dasar eksistensialisme, Kierkegaard telah menulis karya-karyanya sebelum Perang Dunia I. Para eksponennya, seperti Heidegger, Karl Jaspers, dan Sartre telah menulis juga sebelum Perang Dunia II. adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah D. Sepakat bahwa dalam bagian akhir (Resolusi) dari kutipan di atas, bahwa jelas menunjukan gagasan Camus tentang absurditas, mengapa? Kerena dalam resolusi tersebut Camus tidak memberikan titik terang atau jawaban atas konflik yang dibangunnnya. Sedangkan, biasanya dalam resolusi, para penulis umumnya—terutama penulis aliran naturalis dan romantis—selalu memberikan pemecahan masalah dari semua peristiwa yang terjadi..

Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.

Artikel Terkait Lainnya :

Tinggalkan komentar


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.