Sudah hampir jam satu malam, ketakutan menyerangku. Aku ingin menelepon ke rumah, tapi kupastikan Mak Yem menunggu ayah di rumah sakit. Tiba-tiba aku merasa bersalah, ini sebuah egoisme. Aku dan Yu Ning kejar karir dan selalu lupa kalau masih punya ayah yang harus kami perhatikan. Selalu lupa menelepon beliau hanya untuk mengucapkan, “Halo”. Padahal, sebelum keberangkatanku ke Jakarta, ayah bilang, “Kalian berdua memilih karir di Jakarta. Tak seorang pun memang ingin bersama laki-laki tua sepertiku. Aku tahu tidak ada yang harus disalahkan, setiap anak pasti mencari sarangnya yang baru. Tapi, sesekali teleponlah aku. Itu sudah lebih dari cukup.” amanat kutipan cerita di atas adalah?

Sudah hampir jam satu malam, ketakutan menyerangku. Aku ingin menelepon ke rumah, tapi kupastikan Mak Yem menunggu ayah di rumah sakit. Tiba-tiba aku merasa bersalah, ini sebuah egoisme. Aku dan Yu Ning kejar karir dan selalu lupa kalau masih punya ayah yang harus kami perhatikan. Selalu lupa menelepon beliau hanya untuk mengucapkan, “Halo”. Padahal, sebelum keberangkatanku ke Jakarta, ayah bilang, “Kalian berdua memilih karir di Jakarta. Tak seorang pun memang ingin bersama laki-laki tua sepertiku. Aku tahu tidak ada yang harus disalahkan, setiap anak pasti mencari sarangnya yang baru. Tapi, sesekali teleponlah aku. Itu sudah lebih dari cukup.” amanat kutipan cerita di atas adalah?

  1. jangan sia-siakan kesempatan untuk meraih sukses karir
  2. Kesempatan tidak akan pernah datang dua kali dalam hidup
  3. orangtua harus mendukung anaknya untuk mencapai karirnya
  4. sesukses apapun selalu ingat dan memperhatikan orangtua
  5. Semua jawaban benar

Jawaban yang benar adalah: D. sesukses apapun selalu ingat dan memperhatikan orangtua.

Dilansir dari Ensiklopedia, sudah hampir jam satu malam, ketakutan menyerangku. aku ingin menelepon ke rumah, tapi kupastikan mak yem menunggu ayah di rumah sakit. tiba-tiba aku merasa bersalah, ini sebuah egoisme. aku dan yu ning kejar karir dan selalu lupa kalau masih punya ayah yang harus kami perhatikan. selalu lupa menelepon beliau hanya untuk mengucapkan, “halo”. padahal, sebelum keberangkatanku ke jakarta, ayah bilang, “kalian berdua memilih karir di jakarta. tak seorang pun memang ingin bersama laki-laki tua sepertiku. aku tahu tidak ada yang harus disalahkan, setiap anak pasti mencari sarangnya yang baru. tapi, sesekali teleponlah aku. itu sudah lebih dari cukup.” amanat kutipan cerita di atas adalah sesukses apapun selalu ingat dan memperhatikan orangtua.

Pembahasan dan Penjelasan

Menurut saya jawaban A. jangan sia-siakan kesempatan untuk meraih sukses karir adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.

Menurut saya jawaban B. Kesempatan tidak akan pernah datang dua kali dalam hidup adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.

Menurut saya jawaban C. orangtua harus mendukung anaknya untuk mencapai karirnya adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan.

Menurut saya jawaban D. sesukses apapun selalu ingat dan memperhatikan orangtua adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.

Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah D. sesukses apapun selalu ingat dan memperhatikan orangtua.

Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.

Tinggalkan komentar


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.