Sebagai pencetus Pancasila, Soekarno selalu menentang keinginan Belanda untuk membentuk Republik Indonesia Serikat karena?

Sebagai pencetus Pancasila, Soekarno selalu menentang keinginan Belanda untuk membentuk Republik Indonesia Serikat karena?

  1. Belanda menerapkan politik adu domba
  2. Penguasa lokal menjadi ancaman terhadap kekuasaan Soekarno
  3. RIS menjadi embrio NKRI selanjutnya
  4. Pancasila jelas menginginkan negara kesatuan
  5. Kemerdekaan Indonesia adalah harga mati

Jawaban yang benar adalah: D. Pancasila jelas menginginkan negara kesatuan.

Dilansir dari Ensiklopedia, sebagai pencetus pancasila, soekarno selalu menentang keinginan belanda untuk membentuk republik indonesia serikat karena Pancasila jelas menginginkan negara kesatuan.

Pembahasan dan Penjelasan

Menurut saya jawaban A. Belanda menerapkan politik adu domba adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.

Menurut saya jawaban B. Penguasa lokal menjadi ancaman terhadap kekuasaan Soekarno adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.

Menurut saya jawaban C. RIS menjadi embrio NKRI selanjutnya adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan.

Menurut saya jawaban D. Pancasila jelas menginginkan negara kesatuan adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.

Menurut saya jawaban E. Kemerdekaan Indonesia adalah harga mati adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah D. Pancasila jelas menginginkan negara kesatuan.

Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.

Artikel Terkait Lainnya :

Tinggalkan komentar


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.