Ramin Tak Kunjung PulangRamin nyaris menjerit, tangannya tertumbuk dahan hanyut saat buru-buru sembunyi di dalam pelukan akar, untung ia segera melihat dahan itu. Hampir ia mengira dahan itu adalah mulut buaya yang siap menelan lengannya.Teringat lagi ia pada Aco, sejak semusim lalu ia ikut Dadan karena hasil cengkehnya tak bagus, sementara tengkulaknya minta selalu dibayar. Aco tertangkap petugas saat adu mulut di warung nasi lemak lantaran ia mengumpat pada preman yang menutupi jalan.Hari itu memang perpaduan nasib sial jatuh di hadapan Aco. Umpatannya didengar preman, adu mulut terjadi, dan petugas sedang lewat. Apes. Aco lalu dibawa petugas, digiring bagai ternak ke tengah lapangan, dipukuli dengan bengis saat mencoba kabur, ditanya macam-macam, didenda hingga ia tak sanggup bayar, diambil hasil kerjanya satu musim, dideportasi, pulang ke rumah dengan tangan hampa, ditunggu tengkulak pula. Bah! Hilang sudah satu kebun cengkeh dirundung sial.Gara-gara Aco juga, petugas kini memburu Ramin dan Dadan. Ternyata Dadan memang sudah dicari-cari petugas karena beberapa kali memasukkan tenaga kerja tanpa izin. Ramin memang tak berpikir panjang saat berangkat kerja dengan Dandan, yang penting ia bisa membawa pulang uang untuk menikahkan anaknya, buat pengobatan sakit gula ayahnya, dan sisanya bisa ia belikan mesin cuci yang saban hari diminta istrinya.Ramin tak mau nasib nahas Aco terjadi pada dirinya. Wajah sumringah anak gadisnya sudah terbayang girang menyambutnya dengan ransel penuh uang.Bunyi langkah mendekat, pelan, Ramin membeku, sekuat-kuatnya menahan napas. Baginya lebih baik tak bernapas daripada tertangkap petugas-petugas berwajah garang itu. Bisik-bisik makin kencang. Ramin memutar otak. Kalau mereka melihat rumput-rumput rebah itu, atau kalau ada satu dua orang cukup jitu tebakannya, mungkin mereka bisa yakin kalau pelarian yang mereka kejar bersembunyi di antara akar pohon.(Karya: Lina PW, Kompas, 8 Desember 2019)— Mengapa Ramin dikejar-kejar oleh petugas?

Ramin Tak Kunjung PulangRamin nyaris menjerit, tangannya tertumbuk dahan hanyut saat buru-buru sembunyi di dalam pelukan akar, untung ia segera melihat dahan itu. Hampir ia mengira dahan itu adalah mulut buaya yang siap menelan lengannya.Teringat lagi ia pada Aco, sejak semusim lalu ia ikut Dadan karena hasil cengkehnya tak bagus, sementara tengkulaknya minta selalu dibayar. Aco tertangkap petugas saat adu mulut di warung nasi lemak lantaran ia mengumpat pada preman yang menutupi jalan.Hari itu memang perpaduan nasib sial jatuh di hadapan Aco. Umpatannya didengar preman, adu mulut terjadi, dan petugas sedang lewat. Apes. Aco lalu dibawa petugas, digiring bagai ternak ke tengah lapangan, dipukuli dengan bengis saat mencoba kabur, ditanya macam-macam, didenda hingga ia tak sanggup bayar, diambil hasil kerjanya satu musim, dideportasi, pulang ke rumah dengan tangan hampa, ditunggu tengkulak pula. Bah! Hilang sudah satu kebun cengkeh dirundung sial.Gara-gara Aco juga, petugas kini memburu Ramin dan Dadan. Ternyata Dadan memang sudah dicari-cari petugas karena beberapa kali memasukkan tenaga kerja tanpa izin. Ramin memang tak berpikir panjang saat berangkat kerja dengan Dandan, yang penting ia bisa membawa pulang uang untuk menikahkan anaknya, buat pengobatan sakit gula ayahnya, dan sisanya bisa ia belikan mesin cuci yang saban hari diminta istrinya.Ramin tak mau nasib nahas Aco terjadi pada dirinya. Wajah sumringah anak gadisnya sudah terbayang girang menyambutnya dengan ransel penuh uang.Bunyi langkah mendekat, pelan, Ramin membeku, sekuat-kuatnya menahan napas. Baginya lebih baik tak bernapas daripada tertangkap petugas-petugas berwajah garang itu. Bisik-bisik makin kencang. Ramin memutar otak. Kalau mereka melihat rumput-rumput rebah itu, atau kalau ada satu dua orang cukup jitu tebakannya, mungkin mereka bisa yakin kalau pelarian yang mereka kejar bersembunyi di antara akar pohon.(Karya: Lina PW, Kompas, 8 Desember 2019)— Mengapa Ramin dikejar-kejar oleh petugas?

  1. Ramin adalah teman Aco
  2. Ramin tak membayar denda
  3. Ramin menjadi tenaga kerja ilegal
  4. Ramin mencuri di perkebunan cengkeh
  5. Semua jawaban benar

Jawaban yang benar adalah: C. Ramin menjadi tenaga kerja ilegal.

Dilansir dari Ensiklopedia, ramin tak kunjung pulangramin nyaris menjerit, tangannya tertumbuk dahan hanyut saat buru-buru sembunyi di dalam pelukan akar, untung ia segera melihat dahan itu. hampir ia mengira dahan itu adalah mulut buaya yang siap menelan lengannya.teringat lagi ia pada aco, sejak semusim lalu ia ikut dadan karena hasil cengkehnya tak bagus, sementara tengkulaknya minta selalu dibayar. aco tertangkap petugas saat adu mulut di warung nasi lemak lantaran ia mengumpat pada preman yang menutupi jalan.hari itu memang perpaduan nasib sial jatuh di hadapan aco. umpatannya didengar preman, adu mulut terjadi, dan petugas sedang lewat. apes. aco lalu dibawa petugas, digiring bagai ternak ke tengah lapangan, dipukuli dengan bengis saat mencoba kabur, ditanya macam-macam, didenda hingga ia tak sanggup bayar, diambil hasil kerjanya satu musim, dideportasi, pulang ke rumah dengan tangan hampa, ditunggu tengkulak pula. bah! hilang sudah satu kebun cengkeh dirundung sial.gara-gara aco juga, petugas kini memburu ramin dan dadan. ternyata dadan memang sudah dicari-cari petugas karena beberapa kali memasukkan tenaga kerja tanpa izin. ramin memang tak berpikir panjang saat berangkat kerja dengan dandan, yang penting ia bisa membawa pulang uang untuk menikahkan anaknya, buat pengobatan sakit gula ayahnya, dan sisanya bisa ia belikan mesin cuci yang saban hari diminta istrinya.ramin tak mau nasib nahas aco terjadi pada dirinya. wajah sumringah anak gadisnya sudah terbayang girang menyambutnya dengan ransel penuh uang.bunyi langkah mendekat, pelan, ramin membeku, sekuat-kuatnya menahan napas. baginya lebih baik tak bernapas daripada tertangkap petugas-petugas berwajah garang itu. bisik-bisik makin kencang. ramin memutar otak. kalau mereka melihat rumput-rumput rebah itu, atau kalau ada satu dua orang cukup jitu tebakannya, mungkin mereka bisa yakin kalau pelarian yang mereka kejar bersembunyi di antara akar pohon.(karya: lina pw, kompas, 8 desember 2019)— mengapa ramin dikejar-kejar oleh petugas Ramin menjadi tenaga kerja ilegal.

Pembahasan dan Penjelasan

Menurut saya jawaban A. Ramin adalah teman Aco adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.

Menurut saya jawaban B. Ramin tak membayar denda adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.

Menurut saya jawaban C. Ramin menjadi tenaga kerja ilegal adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.

Menurut saya jawaban D. Ramin mencuri di perkebunan cengkeh adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan.

Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. Ramin menjadi tenaga kerja ilegal.

Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.

Artikel Terkait Lainnya :

Tinggalkan komentar


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.