Mengikis Budaya Toleran terhadap Korupsi Pengungkapan praktek jual beli sel mewah dan pemberian kebebasan kepada napi korupsi untuk meninggalkan tahanan mereda begitu saja. Entah pada bagian mana yang telah diperbaiki oleh otoritas terkait setelah media ribut-ribut soal itu. Padahal, pemrioritasan para koruptor di dalam lapas menunjukkan bahwa para koruptor belum jera untuk bermain dalam skema koruptif meski sudah dipenjara. Salah satu contoh nyata adalah praktek suap yang terjadi di Lapas Sukamiskin yang sebenarnya sudah menjadi rahasia umum. Berbagai upaya sedari dulu telah dilakukan untuk mencegah suap di penjara, tetapi tetap saja praktek seperti itu ditemukan lagi jika dikehendaki oleh pihak-pihak tertentu untuk ditemukan. Memang, tanpa upaya serius, bukan tidak mungkin akan terjadi pembangkangan massal terhadap hukum. Sebab, dalam kehidupan sehari-hari, publik terbiasa melihat berbagai hukum dan aturan bukan digunakan untuk menegakkan hukum, melainkan disalahgunakan untuk mendapatkan uang suap. Selain upaya dari pihak terkait, publik juga harus mendorong agar pendidikan anti korupsi terus dilakukan sejak dini, mulai dari lingkungan sekolah hingga keluarga. Caranya tentu sangat sederhana, mulai dari menumbuhkan budaya antri di kalangan anak-anak, tidak mengambil barang yang bukan miliknya, hingga membiasakan anak-anak untuk tertib berlalu lintas. Jadi, pemerintah dan publik harus bersinergi. Pemerintah secara umum dan Kementerian secara khusus tentu juga harus segera mencari solusi. Boleh jadi salah satu opsi solusinya adalah dengan meningkatkan gaji petugas lapas, mengingat besarnya godaan di balik penjara. Lebih dari itu, kebijakan-kebijakan untuk menghentikan regenerasi budaya permisif atas korupsi harus semakin digalakkan, demi menyelamatkan mentalitas generasi masa depan. (Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2019/03/14/15534501/mengikis-budaya-toleran-terhadap-korupsi, diakses pada 22 Maret 2019; dikutip dengan perubahan) Paragraf kedua dalam teks di atas termasuk bagian teks editorial yang disebut?
- pengenalan isu
- penyampaian pendapat
- penegasan ulang
- pernyataan umum
- saran atau rekomendasi
Jawaban yang benar adalah: B. penyampaian pendapat.
Dilansir dari Ensiklopedia, mengikis budaya toleran terhadap korupsi pengungkapan praktek jual beli sel mewah dan pemberian kebebasan kepada napi korupsi untuk meninggalkan tahanan mereda begitu saja. entah pada bagian mana yang telah diperbaiki oleh otoritas terkait setelah media ribut-ribut soal itu. padahal, pemrioritasan para koruptor di dalam lapas menunjukkan bahwa para koruptor belum jera untuk bermain dalam skema koruptif meski sudah dipenjara. salah satu contoh nyata adalah praktek suap yang terjadi di lapas sukamiskin yang sebenarnya sudah menjadi rahasia umum. berbagai upaya sedari dulu telah dilakukan untuk mencegah suap di penjara, tetapi tetap saja praktek seperti itu ditemukan lagi jika dikehendaki oleh pihak-pihak tertentu untuk ditemukan. memang, tanpa upaya serius, bukan tidak mungkin akan terjadi pembangkangan massal terhadap hukum. sebab, dalam kehidupan sehari-hari, publik terbiasa melihat berbagai hukum dan aturan bukan digunakan untuk menegakkan hukum, melainkan disalahgunakan untuk mendapatkan uang suap. selain upaya dari pihak terkait, publik juga harus mendorong agar pendidikan anti korupsi terus dilakukan sejak dini, mulai dari lingkungan sekolah hingga keluarga. caranya tentu sangat sederhana, mulai dari menumbuhkan budaya antri di kalangan anak-anak, tidak mengambil barang yang bukan miliknya, hingga membiasakan anak-anak untuk tertib berlalu lintas. jadi, pemerintah dan publik harus bersinergi. pemerintah secara umum dan kementerian secara khusus tentu juga harus segera mencari solusi. boleh jadi salah satu opsi solusinya adalah dengan meningkatkan gaji petugas lapas, mengingat besarnya godaan di balik penjara. lebih dari itu, kebijakan-kebijakan untuk menghentikan regenerasi budaya permisif atas korupsi harus semakin digalakkan, demi menyelamatkan mentalitas generasi masa depan. (sumber: https://nasional.kompas.com/read/2019/03/14/15534501/mengikis-budaya-toleran-terhadap-korupsi, diakses pada 22 maret 2019; dikutip dengan perubahan) paragraf kedua dalam teks di atas termasuk bagian teks editorial yang disebut penyampaian pendapat.
Pembahasan dan Penjelasan
Menurut saya jawaban A. pengenalan isu adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.
Menurut saya jawaban B. penyampaian pendapat adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.
Menurut saya jawaban C. penegasan ulang adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.
Menurut saya jawaban D. pernyataan umum adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan.
Menurut saya jawaban E. saran atau rekomendasi adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain.
Kesimpulan
Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah B. penyampaian pendapat.
Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.