Bacalah cerita berikut! Dengan cepat kehebatan Serunting menyebar luas hingga ke negeri seberang. Kabar tentang kehebatan Si Pahit Lidah pun terdengar oleh Si Empat Mata, yaitu pendekar yang mempunyai kesaktian mandraguna dari negeri India, karena merasa kesaktiannya tersaingi oleh Si Pahit lidah, ia pun memutuskan untuk pergi ke Sumatra dan menantang Si Pahit Lidah bertarung untuk menentukan siapakah yang paling kuat diantara mereka. Sesampainya di Sumatera, ia pun mencari dan bertemu dengan Si Pahit Lidah, pertarungan pun tak bisa terelakkan lagi, mereka berdua bertarung dengan mengeluarkan segala kesaktian yang dimilikinya, namun setelah beberapa hari bertarung mereka berdua masih saja imbang, tidak ada yang menang ataupun kalah. Tiba-tiba di tengah pertarungan mereka tibalah tetua kampung untuk memberikan solusi agar mereka bisa menentukan siapakah yang paling hebat diantara mereka. Tetua kampung itu menantang mereka berdua untuk memakan buah aren yang telah dibawa oleh tetua kampung yang sebelumnya tanpa sepengetahuan mereka telah diberi racun yang sangat mematikan. Karena kesombongan mereka, mereka pun menerima tantangan itu. Si Pahit lidah mendapat giliran yang pertama, ia berpikir bahwa ia tidak akan apa-apa kalau hanya memakan buah aren saja, itu adalah tantangan yang sangat mudah, maka segera ia memakan buah aren itu, tidak lama setelah ia memakan buah aren itu, ia pun terkapar dan mati seketika. Mengetahui Saingannya mati, Si Empat mata merasa bahwa kini tidak ada lagi yang bisa menyaingi kekuatannya, ia pun segera mengambil buah aren sisa Si Pahit lidah dan memakannya, namun nasib yang sama menghampirinya, ia pun mati terkapar setelah memakan buah itu. Jasad mereka berdua pun dimakamkan di Danau Ranau oleh masyarakat sekitar. Kini di kampung itu tidak ada lagi orang kuat yang berperilaku sombong dan berbuat semaunya untuk menyakiti masyarakat, dan masyarakat pun kembali hidup damai setelah kepergian Si Pahit Lidah dan Si Empat Mata untuk selamanya. Pepatah yang tepat untuk menggambarkan cerita di atas adalah?

Bacalah cerita berikut! Dengan cepat kehebatan Serunting menyebar luas hingga ke negeri seberang. Kabar tentang kehebatan Si Pahit Lidah pun terdengar oleh Si Empat Mata, yaitu pendekar yang mempunyai kesaktian mandraguna dari negeri India, karena merasa kesaktiannya tersaingi oleh Si Pahit lidah, ia pun memutuskan untuk pergi ke Sumatra dan menantang Si Pahit Lidah bertarung untuk menentukan siapakah yang paling kuat diantara mereka. Sesampainya di Sumatera, ia pun mencari dan bertemu dengan Si Pahit Lidah, pertarungan pun tak bisa terelakkan lagi, mereka berdua bertarung dengan mengeluarkan segala kesaktian yang dimilikinya, namun setelah beberapa hari bertarung mereka berdua masih saja imbang, tidak ada yang menang ataupun kalah. Tiba-tiba di tengah pertarungan mereka tibalah tetua kampung untuk memberikan solusi agar mereka bisa menentukan siapakah yang paling hebat diantara mereka. Tetua kampung itu menantang mereka berdua untuk memakan buah aren yang telah dibawa oleh tetua kampung yang sebelumnya tanpa sepengetahuan mereka telah diberi racun yang sangat mematikan. Karena kesombongan mereka, mereka pun menerima tantangan itu. Si Pahit lidah mendapat giliran yang pertama, ia berpikir bahwa ia tidak akan apa-apa kalau hanya memakan buah aren saja, itu adalah tantangan yang sangat mudah, maka segera ia memakan buah aren itu, tidak lama setelah ia memakan buah aren itu, ia pun terkapar dan mati seketika. Mengetahui Saingannya mati, Si Empat mata merasa bahwa kini tidak ada lagi yang bisa menyaingi kekuatannya, ia pun segera mengambil buah aren sisa Si Pahit lidah dan memakannya, namun nasib yang sama menghampirinya, ia pun mati terkapar setelah memakan buah itu. Jasad mereka berdua pun dimakamkan di Danau Ranau oleh masyarakat sekitar. Kini di kampung itu tidak ada lagi orang kuat yang berperilaku sombong dan berbuat semaunya untuk menyakiti masyarakat, dan masyarakat pun kembali hidup damai setelah kepergian Si Pahit Lidah dan Si Empat Mata untuk selamanya. Pepatah yang tepat untuk menggambarkan cerita di atas adalah?

  1. nasi sudah menjadi bubur
  2. sedia payung sebelum hujan
  3. di atas langit masih ada langit
  4. hiduplah seperti ilmu padi
  5. sepandai-pandainya tupai melompat akan jatuh jua

Jawaban yang benar adalah: C. di atas langit masih ada langit.

Dilansir dari Ensiklopedia, bacalah cerita berikut! dengan cepat kehebatan serunting menyebar luas hingga ke negeri seberang. kabar tentang kehebatan si pahit lidah pun terdengar oleh si empat mata, yaitu pendekar yang mempunyai kesaktian mandraguna dari negeri india, karena merasa kesaktiannya tersaingi oleh si pahit lidah, ia pun memutuskan untuk pergi ke sumatra dan menantang si pahit lidah bertarung untuk menentukan siapakah yang paling kuat diantara mereka. sesampainya di sumatera, ia pun mencari dan bertemu dengan si pahit lidah, pertarungan pun tak bisa terelakkan lagi, mereka berdua bertarung dengan mengeluarkan segala kesaktian yang dimilikinya, namun setelah beberapa hari bertarung mereka berdua masih saja imbang, tidak ada yang menang ataupun kalah. tiba-tiba di tengah pertarungan mereka tibalah tetua kampung untuk memberikan solusi agar mereka bisa menentukan siapakah yang paling hebat diantara mereka. tetua kampung itu menantang mereka berdua untuk memakan buah aren yang telah dibawa oleh tetua kampung yang sebelumnya tanpa sepengetahuan mereka telah diberi racun yang sangat mematikan. karena kesombongan mereka, mereka pun menerima tantangan itu. si pahit lidah mendapat giliran yang pertama, ia berpikir bahwa ia tidak akan apa-apa kalau hanya memakan buah aren saja, itu adalah tantangan yang sangat mudah, maka segera ia memakan buah aren itu, tidak lama setelah ia memakan buah aren itu, ia pun terkapar dan mati seketika. mengetahui saingannya mati, si empat mata merasa bahwa kini tidak ada lagi yang bisa menyaingi kekuatannya, ia pun segera mengambil buah aren sisa si pahit lidah dan memakannya, namun nasib yang sama menghampirinya, ia pun mati terkapar setelah memakan buah itu. jasad mereka berdua pun dimakamkan di danau ranau oleh masyarakat sekitar. kini di kampung itu tidak ada lagi orang kuat yang berperilaku sombong dan berbuat semaunya untuk menyakiti masyarakat, dan masyarakat pun kembali hidup damai setelah kepergian si pahit lidah dan si empat mata untuk selamanya. pepatah yang tepat untuk menggambarkan cerita di atas adalah di atas langit masih ada langit.

Pembahasan dan Penjelasan

Menurut saya jawaban A. nasi sudah menjadi bubur adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.

Menurut saya jawaban B. sedia payung sebelum hujan adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.

Menurut saya jawaban C. di atas langit masih ada langit adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.

Menurut saya jawaban D. hiduplah seperti ilmu padi adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan.

Menurut saya jawaban E. sepandai-pandainya tupai melompat akan jatuh jua adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. di atas langit masih ada langit.

Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.

Artikel Terkait Lainnya :

Tinggalkan komentar


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.