Tembang “pucung” saka tembung pocong. Tegese wong iku yen wis mati?
- dibuntel dhisik
- dikubur
- dijarné waé
- Semua jawaban benar
- Semua jawaban benar
Jawaban yang benar adalah: A. dibuntel dhisik.
Dilansir dari Ensiklopedia, tembang “pucung” saka tembung pocong. tegese wong iku yen wis mati dibuntel dhisik.
Pembahasan dan Penjelasan
Menurut saya jawaban A. dibuntel dhisik adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.
Menurut saya jawaban B. dikubur adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.
Menurut saya jawaban C. dijarné waé adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.
Menurut saya jawaban D. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan.
Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain.
Kesimpulan
Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah A. dibuntel dhisik.
Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
Artikel Terkait Lainnya :
- Jahe dan lengkuas berkembangbiak dengan?
- Teks yang menjelaskan dan menceritakan tentang peristiwa atau kejadian fakta masa lalu adalah?
- Hasil dari ( 2x – 1)(x + 3) adalah?
- Berikut yang bukan merupakan negara atau wilayah penganut arus seni rupa timur adalah?
- Dibawah ini yang merupakan bentuk-bentuk perkawinan pada masyarakat Patrilineal ialah?
- Dibawah ini adalah contoh SDA yang tidak dapat diperbaharui yaitu?
- Peristiwa turunnya butir-butir air yang berasal dari langit ke permukaan bumi disebut dengan?
- Kancil berlari sekuat tenaga, menghindari kejaran harimau. Langkahnya terhenti saat sampai di pinggiran sungai. Nafasnya tersengal-sengal, hatinya semakin takut. Sesekali ia menoleh kebelakang, melihat kalau-kalau harimau berhasil menyusulnya. Di tengah kebingungannya itu, tiba-tiba ia melihat seekor buaya berenang menghampirinya. Hatinya semakin takut. Tiba-tiba ia menemukan akal. Dipanggilnya buaya itu.“Hai buaya, kemarilah!” serunya.Tentu saja Buaya kaget. Mengapa Kancil menyuruhnya mendekat, padahal dia siap menangkap Kancil untuk santapannya. Namun Buaya itu tetap mendekat. “Ada apa, Cil?”“Maukah kalian, aku beritahu sesuatu hal yang akan membuatmu terkejut dan gembira? Tapi aku ingin tahu, ada berapa buaya yang ada di sungai ini seluruhnya”. seru Kancil.“Baiklah, Cil! Akan kupanggil teman-temanku kesini”, jawab Buaya.“Cepat Buaya, jangan sampai lama, ya!” seru Kancil sambil tetap was-was.Tidak begitu lama buaya-buaya itu sudah berkumpul di tepi sungai.“Ayo Buaya, berjajarlah dari tepi sini sampai seberang sana. Akan aku hitung berapa jumlahmu!” seru Kancil.Buaya-buaya itu menuruti perintah Kancil. Dengan sigap Kancil berlari di atas punggung Buaya sambil menghitungnya. Akhirnya Kancil sampai di seberang sungai.“Terima kasih Buaya, kalian telah menyelamatkanku dari kejaran Harimau!” teriak Kancil kegirangan sambil meninggalkan buaya-buaya itu.Buaya-buaya tersebut hanya saling berpandangan sambil menahan rasa marah, karena telah ditipu Kancil.Prediksi yang mungkin terjadi jika buaya tidak mau menuruti perintah kancil adalah?
- Kondisi yang ada pada alternatif yang akan menjadi hambatan di kemudian hari jika alternatif tersebut dipilih, disebut juga sebagai?
- Menandakan lokasi atau tempat pada suatu tempat dan memberi nama sesuai yang kita inginkan dapat dilakukan pada aplikasi Google ini. Apakah nama aplikasi tersebut?